Jumat, 12 Juni 2020

Hubungan Korea Utara dengan Amerika Serikat Kembali Mendingin

Hubungan antara Korea Utara dan Amerika Serikat kembali mendingin. Korut menyindir janji kosong dari hubungan antar dua negara itu.


Dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (13/6/2020), kantor berita resmi Korea Utara (KCNA) mengatakan Korea Utara tidak melihat manfaat mempertahankan hubungan pribadi antara Kim Jong-un dan Donald Trump jika Amerika terus menjalakan kebijakan yang bermusuhan.

Menteri Luar Negeri Ri Son Gwon mengatakan pemerintahan Trump tampaknya hanya ingin mendapat kemenangan politik sambil terus berusaha mengucilkan dan mencekik Korut, serta mengancam akan melancarkan serangan nuklir dan mengubah pimpinan di negara itu.

"Kami tidak akan memberi pemimpin Amerika itu kesempatan untuk mengumumkan kemenangannya tanpa kami mendapat imbalan apapun. Tidak ada tindakan yang lebih hipokrit daripada janji-janji kosong," kata Ri Son Gwon.

Jumat ini menandai peringatan tahun kedua pertemuan puncak pertama antara kedua pemimpin itu.

Pertemuan puncak antara Kim dan Trump pada Juni 2018 merupakan pertama kalinya presiden Amerika bertemu dengan pemimpin Korea Utara. Namun pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan hanya menyebut janji-janji yang tidak dirinci.

Pertemuan puncak kedua diadakan pada Februari di Hanoi tidak mencapai hasil apapun, karena Amerika minta supaya Korea Utara sepenuhnya menghentikan program senjata nuklirnya. Di sisi lain, Korut menuntut diakhirinya sanksi-sanksi yang dilancarkan Amerika.