Jumat, 20 Maret 2020

Angka Kematian Covid-19 di Italia Lampaui China

Korban meninggal akibat pandemi Covid-19 di Italia kini telah melebihi korban penyakit yang sama di China. Tingginya populasi lansia yang rentan sakit dan kolapsnya sistem kesehatan disebut-sebut menjadi penyebabnya.


Italia, negara berpenduduk 60 juta, melaporkan bahwa telah terjadi 3.405 kematian akibat Covid-19 atau 150 jiwa lebih banyak dari China, yang berpenduduk lebih dari 20 kali lipat lebih besar dari Italia.

Otoritas kesehatan di Italia menyebutkan bahwa alasan tingginya angka kematian di Italia, antara lain, adalah tingginya populasi lansia di sana yang rentan mengalami komplikasi setelah terinfeksi SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19. Italia memiliki populasi lansia terbesar di dunia dan mayoritas–sekitar 87 persen– kematian lansia di sana terjadi di kelompok umur di atas 70 tahun.

Selain Italia, negara lain di Eropa juga sedang berjuang mengendalikan pandemi Covid-19. Di Madrid, Spanyol, misalnya, sebuah hotel bintang empat difungsikan menjadi rumah sakit.

Sementara di Amerika Serikat, Angkatan Darat AS menyiapkan rumah sakit militer bergerak yang akan dikirim ke sejumlah kota di sana. Untuk permulaan, kemungkinan rumah sakit itu akan dikirim ke Seattle dan New York City. Selain itu, para pejabat pemerintah di New York dikirim ke China untuk membeli ventilator.

Sebaliknya, China melaporkan bahwa tidak ada kasus baru Covid-19 di kota Wuhan, Provinsi Hubei, dalam dua hari terakhir. Padahal, Wuhan merupakan awal dari pandemi Covid-19. Puluhan ribu warga Wuhan terinfeksi. Kota berpenduduk sekitar 11 juta ini pun ditutup 23 Januari 2020.

Apabila nol kasus di Wuhan ini berlangsung sampai 14 hari, kebijakan penutupan kota itu akan dicabut. Namun, pada saat yang sama China menghadapi 39 kasus baru yang semuanya merupakan kasus impor.

Secara global kasus Covid-19 saat ini sudah hampir 245.000 kasus dengan jumlah korban meninggal mencapai 10.000 jiwa lebih. Sebanyak 86.000 lebih orang yang terinfeksi kini sudah sembuh.